apa saja larangan mendaki gunung lawu? sepuluh kepercayaan para pendaki gunung
Gunung Lawu dikenal tidak hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena banyaknya pantangan dan kepercayaan yang dipegang oleh para pendaki maupun masyarakat sekitar. Berikut adalah beberapa larangan yang sering dikaitkan dengan pendakian Gunung Lawu, serta sepuluh kepercayaan umum para pendaki gunung secara keseluruhan:
Larangan Mendaki Gunung Lawu
1. Tidak Mendaki dengan Niat Buruk
Pendaki dilarang memiliki niat buruk seperti merusak alam, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, atau bersikap tidak sopan.
2. Dilarang Menggunakan Pakaian Hijau
Pakaian hijau dipercaya sebagai warna yang "pantang" di beberapa gunung termasuk Lawu, karena dianggap tidak sopan terhadap penghuni gaib.
3. Tidak Mengeluh atau Berkata Kasar
Pendaki dilarang berbicara kasar, mengeluh, atau menyebutkan hal negatif selama perjalanan.
4. Tidak Mengambil Sesuatu Secara Sembarangan
Membawa pulang batu, bunga, atau benda lain dari gunung dianggap bisa membawa kesialan.
5. Dilarang Mendaki Saat Tanggal Tertentu
Beberapa percaya bahwa tanggal 1 Suro (penanggalan Jawa) adalah waktu yang kurang baik untuk mendaki.
6. Tidak Memisahkan Diri dari Rombongan
Pendaki harus selalu bersama rombongan karena ada cerita tentang orang yang tersesat atau hilang secara misterius.
7. Menghormati Situs-Situs Keramat
Gunung Lawu memiliki tempat yang dianggap keramat, seperti Hargo Dalem dan Hargo Dumilah, yang harus dihormati.
8. Tidak Membawa Makanan Beraroma Tajam
Makanan beraroma menyengat seperti daging dianggap bisa "mengundang" penghuni gaib.
9. Tidak Bermain dengan Angin atau Kabut
Bercanda berlebihan saat kabut turun dianggap bisa membuat pendaki tersesat.
10. Tidak Melawan Alam
Ketika cuaca buruk, pendaki dianjurkan untuk beristirahat atau kembali, karena ada mitos bahwa alam sedang "marah".
Sepuluh Kepercayaan Para Pendaki Gunung
1. Gunung adalah Tempat Sakral
Banyak pendaki meyakini bahwa gunung adalah tempat yang sakral dan memiliki penghuni gaib.
2. Tidak Berjalan di Malam Hari Tanpa Tujuan Jelas
Malam dianggap waktu paling rawan untuk gangguan gaib atau tersesat.
3. Dilarang Menyebut Nama Hewan Secara Langsung
Menyebut nama binatang tertentu seperti macan atau ular dipercaya bisa memanggilnya.
4. Pohon dan Batu Tertentu Tidak Boleh Disentuh
Beberapa pohon atau batu dianggap memiliki "penunggu" dan tidak boleh disentuh sembarangan.
5. Hindari Membicarakan Hal Gaib
Berbicara tentang makhluk gaib bisa dianggap sebagai undangan bagi mereka.
6. Menghormati Pantangan Makanan
Beberapa pendaki percaya ada makanan tertentu yang tidak boleh dibawa, seperti makanan dari daging sapi.
7. Menghindari Bercanda Berlebihan
Lelucon yang berlebihan dapat dianggap tidak sopan terhadap alam atau penghuninya.
8. Mimpi Sebagai Pertanda
Pendaki yang bermimpi sebelum mendaki sering menganggapnya sebagai pertanda baik atau buruk.
9. Kehadiran Bau Aneh atau Suara Tertentu
Bau bunga melati atau suara gamelan sering dianggap sebagai tanda keberadaan penghuni gaib.
10. Jangan Meninggalkan Jejak Buruk
Selain secara etis salah, meninggalkan sampah atau merusak alam dianggap membawa karma buruk.
Kepercayaan ini mungkin bersifat lokal atau berdasarkan pengalaman individu, te
tapi sebagian besar dipegang untuk menjaga keselamatan fisik maupun spiritual para pendaki.
Baca juga: panduan lengkap peralatan mendaki-
maksud mimpi mendaki gunung yang terasa-
10 hal yang harus dihindari saat mendaki-

Komentar
Posting Komentar